Selasa, 05 April 2016

KISAH PENJAGA WATU ULO

Mengejutkan, Kisah penjaga Watu Ulo, adalah Saksi hidup Nyi Roro Kidul


Watu Ulo adalah nama dari salah satu pantai di Kabupaten Jember. Selama ini Watu Ulo telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan, baik dari daerah dan luar Jember Jember. Mengejutkan, Kisah penjaga Watu Ulo, adalah Saksi hidup Nyi Roro Kidul – Selain pantainya yang indah dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, ada satu karakteristik lagi yang membuat pantai Watu Ulo menjadi sangat istimewa. Itu tak lain struktur batu panjang yang menjorok ke pantai dan menyerupai bentuk ular. Tidak diragukan lagi, struktur batu yang menyerupai ular memanjang dan itulah yang membuat pantai ini kemudian dikenal sebagai Watu Ulo khas. Jika Anda sudah berada di sana, Anda akan melihat sendiri bahwa batu itu dijuluki ‘Watu ulo’ atau ‘batu ular’ tanpa alasan. Selain bentuknya yang memanjang menyerupai ular, susunan batu juga mirip dengan sisik ular.
Keunikan struktur batu memunculkan banyak legenda dan cerita tentang asal-usulnya. Salah satunya dituturkan langsung oleh Anshori, penjaga Watu Ulo. Yang mengatakan, diyakini bahwa wilayah pesisir selatan yang dihuni oleh Nogo Rojo raksasa berwujud ular. Nogo Rojo yang menguasai wilayah pesisir ini memakan semua hewan di dalamnya, sehingga orang tidak bisa mendapatkan makanan dari kanan. Kemudian, ada dua pemuda bernama Raden Said dan Raden Mursodo bersaudara. Kedua pemuda adalah anak angkat dari Nini dan Aki Sambi, pasangan yang sudah berusia cukup tua. Raden Said percaya cerita ini sama seperti Raden Said kemudian dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Singkat cerita, legenda mengatakan bahwa orang-orang muda memancing di Nogo Rojo tinggal. Karena semua binatang ada telah dimakan oleh ular raksasa, maka para pemuda tidak berhasil mendapatkan ikan. Sampai akhirnya, hook Raden Mursodo berhasil menggaet ikan disebut mina ikan. Mina ikan yang ternyata berbicara. Dia meminta agar dibebaskan dan tidak dibunuh untuk makanan. Sebaliknya, hal itu akan memberikan sisik ikan mina yang dapat berubah menjadi emas untuk Raden Mursodo. Raden Mursodo mina menyetujui dan melepaskan ikan kembali ke laut.
Tapi tidak lama setelah itu, datang Nogo Rojo dan mina langsung makan ikan yang telah dirilis oleh Raden Mursodo. Marah, Raden Mursodo segera terhadap ular raksasa dan membelah tubuhnya menjadi tiga bagian. Ini adalah asal-usul pembentukan Watu Ulo Pantai Jember. Begitu besar, tiga-bagian ular raksasa itu tersebar. Tubuh berada di Watu Ulo Jember, kepala di Grajakan Banyuwangi, dan ekor di Pacitan. Bagian tubuh Rojo Nogo yang saat itu sampai sekarang diyakini hidup di pantai Watu Ulo dan berubah menjadi batu yang menjorok ke laut. Meskipun mitos ini belum terbukti secara ilmiah, namun ada fakta unik yang membuat publik percaya pada mitos. Salah satunya adalah bahwa panjang batu seperti ular dikenal sangat panjang dan besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar